Rabu, 18 April 2012

Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS 2

Lilik Suarti (HID1001120)
PGSD_C/ Semester IV

Baru-baru ini di Universitas Muhammadiyah Sukabumi disosialisasikan mengenai “etika akademik”. Hal tersebut merupakan salah satu kegiatan yang diadakan Badan Eksekutif  Mahasisiwa Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mensosialisasikan kepada para mahasiswa agar dapat membudayakan bagaimana tata cara berpakaian sesuai dengan etika akademik yang ada di UMMI ini. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan keputusan rektor,  terhitung dari tanggal 12 Apri 2012 kemarin diberlakukan aturan-aturan baru mengenai tata cara berpakaian bagi para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi, baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Untuk para mahasiswa perempuan hendaknya berpakaian yang dapat menutup auratnya, mereka diwajibkan untuk menggunakan jilbab, sehingga untuk para mahasiswa yang belum berjilbab setelah diberlakukan hal ini  hendaknya dapat memulainya. Selain itu untuk perempuan tidak diperkenankan menggunakan baju yang ketat dan untuk alas kaki diwajibkan untuk memekai sepatu dan tidak diperbolehkan menggunakan sandal yang ber-hak, apabila menggunakan sandal diwajibkan untuk memakai kaos kaki. Bagi laki-laki diwajibkan untuk memakai kemeja, tidak boleh menggunakan kaos oblong. Tidak diperkenakan memakai celana jeans yang bolong-bolong, dan untuk alas kaki diwajibkan untuk memakai sepatu.
Sekarang ini sepertinya mahasiswa tidak bisa membedakan pakaian ke kampus, ke mall, dan atau ke pesta, semuanya sama. Hendakanya pakaian yang kita gunakan untuk ke kampus tidak disamakan dengan ke tempat yang lainnya. Sehingga dengan diberlakukannya atuaran baru ini para mahasiswa dapat membedakan pakaian yang hendak mereka pakai saat ke kampus dengan pakaian yang biasa mereka pakai untuk main ke mall, nongkrong-nongkrong ataupun sejenisnya. Hendakanya pakaian yang kita gunakan mencerminkan sebagai seorang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi, yang mana UMMI ini sangat dikenal dalam bidang keagamaannya yang kental akan nilai-nilai islam, maka dari itu disini untuk mahasisiwa perempuan diwajibkan untuk menutup auratnya.
Kegiatan sosialisasi yang diadakan pada tanggal 12 April kemarin ini dilakukan dengan penyebaran selebaran yang didalamnya berisi pasal-pasal yang memuat aturan-atuaran tersebut diatas, selain itu juga terlihat dengan dipasangnya sepanduk yang ada di parkiran tengah Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Dalam sepanduk tersebut diperlihatkan pakaian yang semestinya digunakan selama berada dilingkungan kampus dan saat berlangsungnya kegiatan perkuliahan. Selain itu pihak BEM UMMI bekerja sama dengan IMM membuat sebuah acara musik nganpar bareng.
Dengan disosialisasikannya aturan-aturan baru tersebut, bukan berarti secara otomatis langsung semua mahasiswa melaksanakannya. Berbagai tanggapan muncul dari para mhasiswa dengan diberlakukannya aturan-aturan baru ini. Sampai saat ini di lingkungan kampus masih terlihat sebagian mahasiswa yang yang masih menggunakan pakaian sesuai dengan etika akademik.
Menurut salah satu dosen sebenaranya peraturan etika akademik ini sudah diberlakukan sejak tahun 2011 lalu. Namun sepertinya pada saat itu tidak mendapat respon yang baik dari para mahasiswa karena mungkin kurangnya sosilaisasi. Sehingga banyak mahasiswa yang misalnya untuk perempuan masih banyak yang yang tidak memakai jilbab. Maka dari itu peraturan-peraturan tersebut lebih disosialisasikan untuk dibudayakan di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Sebuah aturan atau kebijakan baru memang membutuhkan sosialisasi yang tepat, dan juga setiap aturan atau kebijakan baru ini perlu proses untuk diinternalisasikan, gara setiap peraturan tersebut dapat membudaya dikalangan mahasiswa. Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi tersebut, semoga semua warga mahasiswa Universitas Muhammadiyah dapat mematuhi peraturan yang ada. Selain itu juga mereka dapat menerapkannya tidak hanya dilingkungan kampus saja, tetapi diluar kampuspun masih tetap dilaksanakan.

Jumat, 13 April 2012

Tugas Perspektif Sosbud (Perubahan Budaya Gotong Royong)

Lilik Suarti (HID1001120)
PGSD-C/ Semester IV

Setiap kehidupan manusia itu selalu berkembang dan berubah, kehidupan itu sifatnya dinamis. Seiring dengan perubahan zaman, berpengaruhi pada terjadinya perubahan sosial di lingkungan sossial.  Masyarakat mengalami perubahan, perubahan itu terjadi sesuai hakekat dan sifat dasar manusia itu sendiri. Di era globalisasi seperti ini banyak sekali terjadi perubahan-perubahan. Hal tersebut dapat saya lihat, dari perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sosial tempat tinggal saya. Perubahan yang terjadi adalah mulai merosotnya budaya gotong royong di lingkungan masyarakat. Dahulu saat ada pambangunan mesjid di lingkungan tempat tinggal saya, antusiasme warga masyarakat sangat besar. Mereka berbondong-bondong turut serta membantu, dari mulai bapak-bapaknya dan pemuda-pemudanya, sampai ibu-ibunya membantu menyiapkan makanan sauguhan. Mereka mengerjakannya tanpa mengharapkan imbalan atau upah. Namun, hal tersebut sudah jarang sekalisaya lihat sekarang ini, kemarin saja saat ada pembangunan sebuah majelis salam prosesnya cukuphanya dengan mengumpulkan dana dari sumbangan- sumbangan, dan untuk pembangunannya cukup dikerkjakan oleh para pekerja kuli bnagunan yang nantinya diberi upah kerja.
Jelas sekali dari masalah tersebut dapat terlihat bagaimana  adanya perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini busaya gotong royong. Sepertinya yang menjadi penyebabnya adalah karena adanya perkembangan di era globalisasi ini. Globalisasi sangat mudah diterima dan dikenal masyarakat. Globlisasi ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi. Sepertinya yang terjadi pasa saat ini. Orang-oranag zaman sekarang cenderung lebih banyak berinteraksi dengan gadget-gadget yang sekarang ini sedang marak, daripada berinteraksi dengan orang-orang diseliling mereka dam lingkungan sekeliling mereka, dan perubahan tersebut cenderung merujuk pada sikap individualistik.
Adapaun teori yang dapat menjelaskan pada masalah perubahan tersebut adalah teori evolusi. Teori evolusi ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam hal ini perubahan yang terjadi pada budaya gotong royong terjadi melalui suatu proses, dahulu gotong royong sangat dikenal dimasyarakat dan melekat sering mereka lakukan namun sekarang hal tersebut sudah jarang dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan perubahan zaman, sepertinya masyarakat sudah mulai melupakan budaya ini. Menurut teori evolusi juga menjelaskan pada perubahan yang terjadi disini cenderung merujuk pada meningkatanya sikap individualistik, sama halnya dengan yang terjadi pada masalah ini.
Alangkah lebih baik jika kita tetap melakukan perubahan tanpa harus melupakan hal-hal seperti ini. Kita harus bisa menyesuiakan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi, namun kita juga tetap harus menjaga budaya-budya yang telah melekat dalam kehidupan kita.  Dengan adanya perkembngan teknologi tersebut menimbulkan berbagai perubahan di dalam lingkungan sosial. Perubahan yang terjadi di lingkungan sosial itu memiliki berbagai dampak negatif maupun positif, dan alangkah lebih baiknya jika perubahan yang terjadi disini merujuk dan berdampak pada hal yang positif.

Template Copy by Blogger Templates | BERITA_wongANteng |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES